Krisis populasi di Thailand mulai menghantui karena tingkat kelahiran terus turun setiap tahunnya. Banyak wanita Thailand yang berusia diatas 30 tahun belum memikirkan untuk memiliki anak. Beberapa orang menganggap memiliki dan mengurus anak akan merepotkan terutama akan berdampak besar pada potensi perkembangan karirnya.
Selain itu masih banyak alasan mengapa Thailand mengalami krisis populasi. Hal ini membuat pemerintah Thailand melakukan berbagai upaya agar penduduknya mau membangun keluarga dan memiliki anak. Upaya yang di lakukan pemerintah negeri gajah putih itu adalah fasilitas pengasuhan anak dan pusat kesuburan untuk penduduk dewasa.
Thailand Hadapi Krisis Nyata Populasi
Masalah populasi ini terjadi ketika tingkat kelahiran pada suatu negara terlalu rendah. Masalah ini dialami oleh beberapa negara asia seperti China, Jepang, Korea Selatan, Singapura hingga Thailand. Masalah tersebut bisa menjadi masalah besar jika tidak ditangani dengan cepat, karena peningkatan jumlah populasi ini berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi pada sebuah negara.
Semakin banyak pekerja, tentunya akan menghasilkan lebih banyak produk dan pertumbuhan ekonominya berpotensi tetap stabil. Selain itu jumlah penduduk yang besar juga memiliki arti negara akan mendapatkan pajak lebih banyak. Jika Krisis populasi di Thailand dan tingkat kelahiran terus menurun setiap tahunnya, masyarakat menua semakin mengakar dan jumlahnya mencapai seperlima dari total penduduknya.
Angka ini bahkan lebih buruk dari Korea Selatan, Jepang, Singapura dan China. Jika terus dibiarkan jumlah masyarakat Thailand dari 66 juta jiwa akan terus berkurang. Jika jumlah penduduk semakin berkurang akan berdampak pada layanan kesehatan, kemajuan ekonomi, serta pembangunan terhambat.
Perdana Menteri Thailand bernama Srettha Thavisin telah mengetahui tentang fakta tersebut dan mulai melakukan berdampak pada terhadap produktivitas. Menteri Kesehatan Negara Thailand Masyarakat Dr. Cholnan Srikaew juga berjanji untuk memasukkan promosi persalinan dalam agenda negara Thailand dan dilaksanakan secara nasional.
Penyebab Banyak Orang Tidak Mau Punyak Anak
Istilah childfree sepertinya sudah sangat familiar terutama bagi kelompok umur 20-40an. Childfree merupakan keputusan untuk hidup tanpa memiliki buah hati, berlaku untuk sepasang suami istri yang telah memutuskan menunda atau tidak memilikinya sama sekali.
Pola pikirnya menjadi salah satu penyebab banyak wanita berusia matang di Thailand belum menginginkan anak. Selain itu berikut ini beberapa penyebab lainnya banyak orang yang tidak mau punya anak.
-
Lingkungan tidak mendukung
Krisis populasi di Thailand terjadi karena tingkat kelahiran yang rendah dan populasi lansia yang besar. Banyak orang memutuskan tidak memiliki anak karena lingkungan tidak mendukung. Tempat tinggal dan lingkungan menjadi salah satu hal yang harus dipertimbangkan. Terkadang ini menjadi alasan pasangan menikah memutuskan untuk tidak memiliki buah hati terlebih dahulu.
-
Biaya hidup mahal
Semakin hari semua bahan dan kebutuhan menjadi sangat mahal. Masalah finansial harus dipertimbangkan dengan matang sebelum memiliki anak. Apalagi memiliki anak tidak hanya harus memberikan makanan sehat dan bergizi tetapi juga harus memberikan pendidikan terbaik.
Membelikan segala kebutuhannya dan menyisihkannya untuk biaya kesehatannya adalah hal yang wajib dilakukan. Bagi beberapa orang yang belum memiliki finansial baik akan merasa kesulitan untuk memenuhi segala kebutuhan anaknya. Oleh sebab itu Krisis populasi di Thailand berencana untuk memberikan promosi biaya kesehatan dan memberikan tunjangan bagi warganya yang memiliki buah hati.
-
Trauma terhadap masa lalu
Trauma di masa lalu bisa menjadi alasan mengapa banyak orang yang memutuskan tidak memiliki anak sama sekali. Traumatis ini bisa terjadi karena keluarga atau masa kanak-kanak yang menakutkan akibat pembullyan. Traumatis yang dialami ini membuatnya tidak ingin anak akan dilahirkannya merasakan hal yang sama. Sebelum memiliki buah hati, sebaiknya mengobati luka batinnya terlebih.
Solusi Unik Berbagai Negara Mengatasi Angka Kelahiran Rendah
Krisis populasi di Thailand harus segera ditangani sebelum penduduk asli Thailand terus berkurang. Beberapa negara maju Asia seperti Jepang, Korea Selatan dan Singapura telah melakukan berbagai macam cara untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya memberikan santunan dan biaya tambahan dari pemerintah untuk para warganya. Selain itu beberapa negara bahkan menggunakan cara-cara yang unik untuk mengatasi masalah ini.
-
Korea Selatan
Seperti krisis populasi di Thailand, Korea Selatan sedang mengejar ketertinggalannya dalam mengatasi masalah ini. Banyak pasangan di Korea Selatan yang khawatir tentang biaya pendidikan jika memiliki buah hati.
Oleh karena itu pemerintah menjanjikan untuk separuh biaya kuliahnya akan dikurangi dan melemahkan persepsi bahwa gelar sarjana wajib untuk bisa sukses. Selain itu pemerintah Korea selatan juga memilih cara kreatif untuk mematikan lampu di kantor pada pukul 7 malam dikenal sebagai Family Day.
-
Jepang
Dalam 1000 tahun terakhir Jepang terus mengalami penurunan jumlah kelahiran, populasi lansia juga semakin menutupi jumlah anak muda di negara ini. Pada 2010 pemerintah Jepang membuat keputusan yang kontroversial dengan mendukung penciptaan bayi robot.
Walaupun bukan bayi sungguhan, bayi yang dinamai Yotaro ini bisa menangis, bersin, hingga tertawa bahkan mengenali orang tua mengadopsinya. Robot Yotaro diharapkan mampu membuka pemikiran para pasangan dan mulai mempertimbangkan untuk memiliki anak sendiri.
Pemerintah Thailand harus segera mengatasi hal ini sebelum populasi lansia semakin banyak. Masih banyak cara-cara unik lainnya yang bisa dilakukan untuk mengatasi krisis populasi di Thailand.