Pemahaman akan perkembangan gaya hidup semakin meningkat di masyarakat. Gaya hidup YONO lagi tren belakangan ini. Meskipun, di tengah gempuran pola konsumtif dalam masyarakat, YONO muncul sebagai filosofi hidup baru.
YONO (You Only Need One) berfokus terhadap pentingnya kebutuhan esensial dengan menghargai kualitas daripada kuantitas. Cara hidup ini berbanding terbalik dengan YOLO, di mana menekankan pola konsumtif sebanyak-banyaknya tanpa batasan.
Peralihan Konsumerisme Gaya Hidup YOLO Menjadi YONO
Jika sebelumnya, tren gaya hidup YOLO (You Only Live Once) mendorong masyarakat untuk menikmati hidupnya. Hidup hanya sekali maka harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, namun justru banyak memunculkan perilaku konsumtif.
Tindakan konsumtif yang tinggi tidak sesuai dengan kenyataan hidup. Semakin tinggi biaya kebutuhan hidup dan sulit mendapat pekerjaan membuat gaya hidup YOLO perlahan beralih, sebab tidak semua kalangan mampu.
Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) tercatat 7,47 juta masyarakat Indonesia merupakan pengangguran di bulan Agustus 2024. Tidak heran jika gaya hidup YONO lebih dipilih oleh masyarakat.
Karena masyarakat harus lebih bijak dalam mengatur pengeluaran. Kesenangan sesaat dari pola hidup yang dijalaninya tidak dapat menjamin keberlangsungan hidup dalam jangka panjang, sehingga lebih berpikir untuk kebutuhan mendatang.
Hal itu sesuai dengan gaya hidup YONO yang berfokus terhadap keamanan finansial jangka panjang, tidak hanya keinginan sesaat. YONO menawarkan cara pandang baru dalam menyikapi kepemilikan dan bertindak konsumtif.
Secara praktik, YONO tidak hanya sekadar membatasi kepemilikan barang berdasarkan kuantitasnya. Tetapi, menekankan kepada masyarakat agar lebih bijaksana dan berkualitas. Artinya, memilih satu barang berkualitas tinggi tetapi awet pemakaiannya.
Selain itu, masyarakat diarahkan untuk berpikir terkait finansial yang dimiliki. Konsepnya mencakup pemikiran akan dampak lingkungan, keberlanjutan, dan membuat hidup lebih bermakna, sehingga masyarakat semakin sadar, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.
Pola Asuh Orang Tua Mempengaruhi Gaya Hidup Seseorang
Dalam menerapkan gaya hidup YONO ataupun lainnya, ternyata juga dipengaruhi oleh pola asuh sejak dini. Hal ini justru berperan besar membentuk cara pandang seseorang terkait kepemilikan, materi, dan gaya hidup.
Pola asuh berpengaruh terhadap sifat konsumtif atau minimalis seseorang, tergantung dari sudut pandang yang diturunkan oleh orang tua kepada anaknya. Umumnya, orang tua lebih mudah memberikan apapun keinginan anak.
Hingga akhirnya membuat anak cenderung bersikap konsumtif dari pola asuh yang diterapkan. Saat sudah dewasa dan mempunyai kemampuan finansial yang cukup, kemungkinan besar tindakan konsumtif berlanjut.
Tetapi jika anak tidak berhasil memiliki cukup finansial ketika dewasa, ada kemungkinan negatif juga positifnya. Kemungkinan negatif, anak merasa stress karena tidak mampu memenuhi seluruh keinginannya dengan mudah.
Kemungkinan positif, anak memiliki kesadaran untuk lebih terencana dan bijak mengelola finansialnya. Sebaliknya, terdapat pola asuh orang tua yang membuat anak tahu kapan waktunya membeli dan tidak.
Orang tua tetap memenuhi kebutuhan anak tetapi secara terarah sesuai batasannya. Dengan begitu, anak akan mengerti dalam membuat keputusan menyesuaikan prioritas serta kebutuhan berkelanjutan di masa mendatang.
Tips dan Tantangan Awal Memulai Gaya Hidup YONO
Tidak semua orang bisa menerapkan Gaya hidup ini setelah bersikap konsumtif. Adapun, beberapa tips dan tantangan yang bisa Anda lakukan untuk dapat menerapkan pola minimalis ini.
1. Ubah Pola Pikir Konsumtif
Hal pertama yang harus dilakukan dengan mengubah pola pikir konsumtif. Mulailah belajar untuk bijak memilih barang. Bedakan antara kebutuhan finansial dengan keinginan emosional sesaat saja.
2. Ubah Cara Pandang Nilai Barang
Pentingnya untuk tidak terjebak dengan nilai barang memberikan kebahagiaan. Harga tidak menentukan kebahagiaan, misalnya harga baju puluhan juta dengan ratusan ribu sama-sama nyaman dikenakan, lebih baik memilih harga ratusan ribu.
3. Atur Manajemen Keuangan
gaya hidup YONO harus mengetahui mengelola pendapatan dan pengeluaran lebih bijak. Atur anggaran keuangan, kemudian pastikan untuk selalu menyisihkan dana di kebutuhan masa mendatang terutama jika ada hal mendesak.
4. Pertimbangkan Sebelum Membeli
Pikirkan ulang apabila ingin membeli barang yang tidak terlalu dibutuhkan. Pertimbangkan fungsinya, jangan bertindak impulsif hanya karena mengikuti sesuatu yang sedang tren karena akan mempengaruhi pengeluaran.
5. Gabung Circle yang Sama
Lingkungan sosial turut mempengaruhi, gaya hidup YONO sukses dijalankan jika memiliki teman-teman dengan pola pikir serupa. Dukungan positif antara teman semakin mendorong Anda mencapai tujuan hidup.
6. Berpikir untuk Berinvestasi
Mulailah berpikir panjang demi menjaga keamanan finansial jangka panjang selanjutnya. Anda bisa berpikir terkait investasi setelah memiliki dananya, baik itu berbentuk emas, properti, dan saham.
Anda bisa menerapkan gaya hidup YONO dengan tetap memperhatikan tantangannya. Dengan begitu, Anda jadi lebih tahu bagaimana cara menyikapinya saat sudah memutuskan tidak bersikap konsumtif.
-
Tergoda Konsumerisme
Banyak godaan konsumerisme muncul dari mana saja, mulai dari media sosial hingga iklan di televisi. Sehingga, tanpa sadar mendorong Anda untuk mengikutinya.
-
Keterikatan Emosional
Seringkali suatu merk dijadikan sebagai simbol kekayaan. Misalnya, membeli tas dari brand ternama seharga puluhan juta tetapi tidak memiliki daya awet yang lama.
-
Pengaruh Keluarga
Tekanan dari keluarga turut berpengaruh saat seseorang memutuskan menerapkan gaya hidup YONO. Anda bisa berkomunikasi dengan keluarga untuk mengurangi mengonsumsi barang tidak perlu.
-
Tekanan Sosial
Terkadang, beberapa orang kerap mengikuti standar sosial tertentu karena menunjukkan status sosialnya. Anda hanya perlu tidak berada di lingkungan sosial tersebut.
Ada banyak rintangan yang harus Anda lewati jika beralih dari kehidupan konsumtif. Dalam menerapkan gaya hidup YONO, awalnya mungkin terasa sulit harus menahan diri tetapi Anda akan semakin terbiasa nantinya.